SURABAYA - Berkuliah di luar negeri tentu merupakan impian setiap mahasiswa. Selain melalui program yang dicanangkan oleh pemerintah, berkuliah di luar negeri juga dapat dilaksanakan melalui program beasiswa yang berasal dari perguruan tinggi atau organisasi tertentu.
TF LEaRN atau Temasek Foundation Leadership Enrichment and Regional Networking Programme merupakan program beasiswa di bawah naungan Temasek Foundation yang diadakan setiap tahun khusus untuk mahasiswa perguruan tinggi se-ASEAN. Program ini berupa summer programme student exchange dengan tiga host university di Singapura, yaitu Nanyang Technological University, National University of Singapore, dan Singapore Management University.
Dhia Alifia Izdihar Hasna adalah salah satu mahasiswa beruntung yang berhasil lolos mengikuti program student exchange tersebut. Mahasiswa jurusan Administrasi Publik angkatan 2020 itu bercerita pengalamannya selama mengikuti student exchange ke negara Singapura dan Thailand.
“Summer programme ini mencakup satu bulan yang terdiri dari dua minggu di Singapura dan dua minggu di Thailand. Pertama kali saya tahu program ini dari Airlangga Global Engagement karena saya magang di sana, ” ujar mahasiswa yang akrab disapa Hasna tersebut kepada media, Kamis (18/8/2022).
Hasna juga menjelaskan persyaratan yang diperlukan untuk mendaftar program TF LEaRN. Untuk di Universitas Airlangga sendiri, sambungnya, dokumen yang diperlukan di antaranya Kartu Tanda Penduduk, transkrip nilai, Curriculum Vitae, sertifikat bahasa Inggris, dan paspor untuk seleksi administrasinya.
“Setelah lolos seleksi administrasi, untuk daftar ke host university-nya perlu tambahan dokumen nomination letter dari kampus dan esai 200 kata, ” tutur Hasna.
Hasna mengatakan program ini memiliki banyak benefit meskipun hanya berlangsung sebentar. Selain bisa belajar kebudayaan negara lain, ucapnya, ia juga bisa mempelajari mata kuliah lintas jurusan karena jurusan yang ia ambil berbeda dengan jurusannya di Universitas Airlangga.
“Di NTU (Nanyang Technological University, red) saya masuk ke departemen School of Social Science, sedangkan di Mahidol University saya masuk ke International Business. Mata kuliahnya sendiri ada Intercultural Intelligence, Entrepreneurship, Thailand Business, dan lain-lain, ” jelas Hasna.
Selain belajar di kelas, Hasna bercerita mahasiswa student exchange juga ikut dalam company visit dan membuat final project berupa business plan berkelompok. Hasna berujar sistem pembelajaran yang lebih mengutamakan diskusi membuatnya sempat kesulitan.
“Meja kita round table gitu kan, jadi memang didesain khusus untuk saling berdiskusi. Bahkan dosennya sampai keliling buat mengecek setiap meja. Seru sih, tapi menurut saya cukup sulit apalagi mata kuliahnya berbeda dengan jurusan saya, ” paparnya.
Baca juga:
Sri Hastjarjo, S Sos , Ph D: Pers dan Media
|
Sebagai penutup, Hasna mengutarakan kesan selama mengikuti program. Menurutnya, berkat mengikuti student exchange ini, ia mendapatkan relasi dan pengalaman luar biasa termasuk relasi profesional.
“Kapan lagi kan ke luar negeri dibiayai fully funded. Untuk tips agar bisa lolos student exchange, menurut saya coba perbanyak kegiatan berskala internasional karena itu mempengaruhi cara berpikir kalian secara globally dan dari situ juga bisa dapat relasi internasional supaya tahu kegiatan-kegiatan semacam ini, ” pungkas Hasna. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti
Editor: Nuri Hermawan