Mahasiswi FKG Sabet Juara 2 Lomba Inovasi Kedokteran Gigi di Bali

    Mahasiswi FKG Sabet Juara 2 Lomba Inovasi Kedokteran Gigi di Bali
    Tim FKG UNAIR saat menerima penghargaan juara 2 (sumber: Istimewa)

    BALI - Tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) berhasil membawa pulang juara 2 Lomba Kreativitas dan Inovasi pada Sabtu (6/8/2022). Tergabung dalam satu tim, ketiganya memenangkan kategori tersebut dalam kompetisi Udayana Dentistry Scientific Competition di Bali.

    Mereka adalah Sesaria Juanita Mega, Rizentya Salsabila, serta Ristanty Ayu Dwi Uzmayana. Tiga mahasiswi angkatan 2019 tersebut meramu inovasi berjatuk Akurasi Virtual Articulator Sebagai Alat Bantu dalam Pembuatan Dental Prosthesis pada Bidang Prostodonti.

    Mewakili timnya, Sesa menyebut bahwa prestasi tersebut terasa istimewa karena diraih di tengah kesibukan mempersiapkan skripsi. Oleh karena itu, mereka harus pintar memanajemen waktu, khususnya dalam memilih waktu diskusi dan pengerjaan karya.

    “Saat itu bahkan kami mepet dalam proses pengerjaan. H-1 baru mengerjakan full paper, ” cerita Sesa terkait persiapan kompetisi di Universitas Udayana tersebut.

    Namun kerja keras tersebut berhasil terbayar dengan raihan juara 2. Mereka menciptakan suatu inovasi teknologi yang sudah dikembangkan dan merangkumnya menjadi karya yang dapat diaplikasikan secara merata dan dengan penggunaan yang tepat guna.

    Ide itu sendiri datang dari kondisi pasien edentulous yang mengalami kehilangan gigi, sehingga menurunkan kemampuan fisiologis mastikasi, oklusi dan artikulasi. Pasien edentulous akan membutuhkan gigi tiruan. 

    “Pembuatan gigi tiruan tersebut membutuhkan artikulator sebagai alat peraga untuk membantu menginterpretasikan gerakan oklusi statis dan dinamis pasien, ” jelas Sesa.

    Tim FKG UNAIR saat menerima penghargaan juara 2 (sumber: Istimewa).

    Dari situ, Sesa dan tim ingin menjelaskan akurasi penggunaan mechanical dan virtual articulator. Khususnya terkait penggunaan yang tepat indikasi sesuai dengan case selection yang ditentukan. 

    “Selain itu tentunya juga penggunaan yang menyesuaikan kondisi ekonomi dan kebutuhan pasien., ” imbuhnya.

    Lewat prestasi tersebut, Sesa dan tim menyampaikan pesan dan semangat pantang menyerah. Ketika menghadapi kegagalan, jangan menilai diri hanya karena kegagalan tersebut,

    “Jadilah sabar dan banyak belajar. Pilihanmu hanya maju untuk berhasil atau berhenti sebagai pecundang, ” pesannya. (*)

    Penulis: Intang Arifia

    Editor: Feri Fenoria

    bali
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Perkuat Dana Abadi Almamater, IKA ITS Sumbangkan...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait