Mengenal Diplopia, Kelainan Penglihatan Ganda Marc Marques Moto GP

    Mengenal Diplopia, Kelainan Penglihatan Ganda Marc Marques Moto GP

    SURABAYA - Diplopia atau dikenal kelainan penglihatan ganda merupakan suatu keadaan dimana suatu objek yang tunggal namun terlihat ganda. Kasus diplopia sendiri dialami oleh Marc Marquez, rider Moto GP yang mengalami crash pada gelaran warm up Moto Gp Mandalika beberapa pekan lalu. Sehingga mengakibatkan ia mengalami diplopia.

    Sutjipto dr Sp M(K) mengungkapkan bahwa diplopia terdiri dari dua macam. Pertama, diplopia monokuler yang berkaitan dengan sistem optik berupa kelainan yang ada di mata mulai dari depan (ocular surface) sampai ke belakang. Kedua, diplopia binokuler yang terjadi ketika dua mata dalam keadaan terbuka namun ketika mata yang satunya ditutup maka diplopianya akan hilang.

    “Contoh yang monokuler diplopia misalnya ada dislokasi lensa. Dimana lensanya ini sebagian menutup visual axis sebagian lagi tidak. Sehingga sinar yang masuk ke mata mengakibatkan penglihatan orang tidak sama penerimaanya di retina dan menimbulkan diplopia, ” ungkapnya. 

    Selain itu, sambung Sutjipto, contoh lainya yaitu ketika pupil tidak normal karena tidak normalnya iris mata. Sehingga muncul lubang yang lebih dari satu atau dua yang dapat menyebabkan diplopia jenis monokuler. Sedangkan diplopia binokuler terjadi karena ketidaksejajaran/misalignment visual axis-nya. Contohnya, pada keadaan strabismus/juling (posisi bola matanya tidak normal).

    “Jadi gerakan itu saling sinkron. Ketika ke kanan maka ke kanan semua, jika ke kiri maka ke kiri semua dan jika keatas maka atas semua. Ketika ada salah satu yang terhambat akibatnya bayangan yang ditangkap mata ini tidak sinkron. Ini yang bisa menyebabkan terjadinya diplopia, ” jelasnya.

    Orbita merupakan daerah yang cukup ketat karena dindingnya dibatasi oleh tulang-tulang, kecuali di bagian depan. Sehingga ketika ada suatu masa yang didalamnya mendesak isi orbita, baik otot-otot ekstraokuler (otot-otot yang mengerakan bola mata) maupun persyarafannya  akan menyebabkan hambatan dalam pergerakan bola mata.

    “Penyebab diplopia disini, bisa dari sisi vascular-nya, tumor, peradangan, graves’ orbitopathy yang menyebabkan penambahan volume dari orbita ataupun penambahan lemak yang mendesak isi orbita itu bisa menyebabkan diplopia. Selain itu diplopia juga dapat disebabkan adanya trauma, ” imbuhnya.

    Trauma yang dimaksud menyebabkan gangguan pergerakan bola mata baik itu trauma karena fraktur maupun neuromuscular yang terjepit. Hal tersebut akan menyebabkan masalah dalam pergerakan bola mata yang dapat menyebabakan diplopia.

    “Mungkin jepitan nya tidak ada, namun edema/bengkak yang ada disitu begitu hebat  dan lebih dekat dengan dan mendesak otot ataupun persyarafan yang menggerakan bola mata tersebut. Selama edema belum hilang maka akan terjadi hambatan dari gerakan bola mata yang dapat menyebabkan diplopia, ” ungkap kepala divisi Rekonstruksi-Okuloplasti-Onkologi FK UNAIR tersebut. (*)

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Mahasiswa UNAIR Juarai Kompetisi Bulu Tangkis...

    Artikel Berikutnya

    ITS Studi Tiru Ke UB: Strategi Optimalisasi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Mimpi Indah atau Nyata? Saatnya Tiga Kementerian Mulai Kolaborasi!
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!

    Ikuti Kami