Obituari: Pak Mashariono Sang Alumni Teladan

    Obituari: Pak Mashariono Sang Alumni Teladan

    SURABAYA - Pada tanggal 2 Juli 2022 pagi saya besuk Pak Mashariono dan sempat bercengkrama sebentar. Pak Mas yang didampingi istri tercinta tersenyum memegang erat tangan saya. Sepulang dari besuk itu, saya langsung membuat draft tulisan yang berjudul Pelajaran Berharga Dari ‘Rektor Unair Online’ Alumni Lintas Generasi di media UNAIR dan terbit tanggal 4 Juli 2022.

    Tulisan saya itu menceritakan keteladanan Pak Mas yang dicontohkan kepada kami para juniornya. Saya berharap, banyak alumni yang sudi meluangkan waktu untuk menjenguk dan berkomunikasi dengan Pak Mas. Gayung bersambut. Beberapa alumni UNAIR membesuk Pak Mas, termasuk Dr Pudjo Hartono SpOG. Semua alumni yang besuk itu adalah mantan pengurus IKA UA (sekarang IKA UNAIR).

    Sangat membanggakan solidaritas Dr Pudjo Hartono SpOG. Setelah membesuk Pak Mas, dengan cepat langsung berkoordinasi dengan rekan sejawat para dokter Ksatria Airlangga yaitu Prof Budi Santoso. Kemudian, membawa Pak Mas ke RS Graha Amerta lantai III. Dibentuklah tim khusus untuk menangani Pak Mas, antara lain Dr Sonny SpPD untuk DM, dr Arif SpP untuk pnemunia, dr Esti H SpJ untuk jantung, dan dr Wahyu SpU untuk porstatnya. Mas Pujo juga berkoordinasi dengan Dr Joni Wahyuhadi Direktur RS Dr Soetomo Surabaya. Kami di grup WhatsApp mantan pengurus IKA UA selalu membaca update informasi dari Cak Pujo tentang kondisi Pak Mas yang naik turun dan kita semua terus berdoa untuk beliau, " jelasnya, Rabu (20/7/2022).

    Lalu, berita yang menyedihkan diinfokan oleh Cak Edi Utomo (FE’72). Pada tanggal 19 Juli 2022, Pak Mas dipanggil Yang Maha Kuasa pada pukul 15.45. Dik Sapto, putra Pak Mas, juga japri ke saya menginformasikan kalau papanya sudah wafat dan akan dimakamkan pada besok harinya tanggal 20 Juli 2022 pukul 09.00. Cak Pujo mengatakan bahwa para dokter yang ahli di masing-masing bidangnya sudah berupaya maksimal untuk menyembuhkan penyakit Pak Mas. Tapi Tuhan berkehendak lain.

    Saya buka Al-Qur’an versi bahasa Inggrisnya Yusuf Ali. Allah berfirman di surat Al-Ankabut (29:57): Every Soul shall have a taste of death, in the end to Us shall ye be brought to back, atau Setiap jiwa akan merasakan kematian, dan kemudian pada Kamilah kamu dikembalikan. Ya Allah yang Maha Kuasa atas takdir umat-Nya telah memanggil Pak Mas kembali ke sisi-Nya. Tentu karena Allah sangat sayang pada Pak Mas. Dan kita menyaksikan bahwa almarhum adalah orang yang sangat baik, karena itu Allah menyayangi beliau.

    Baik di rumah duka maupun di pemakaman terlihat Bapak Rektor UNAIR beserta jajarannya, para guru Besar, kolega, dan junior Pak Mas mengantarkan beliau menghadap Sang Khalik. Demikian pula ketua yayasan yang membawahi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) berserta para guru besar, dosen, dan karyawannya ikut hadir di pemakaman. Almarhum adalah salah satu tokoh dan dosen di STIESIA.

    Pak Mas baru saja meninggalkan kita semua keluarga besar Universitas Airlangga. Namun, almarhum meninggalkan legacy atau tinggalan yang positif yaitu keteladanan tanpa pamrih untuk sesame, terutama untuk almamater dan keluarga besar alumni. Almarhum yang dijuluki ‘Rektor Online’ itu karena semasa hidupnya selalu membawa communicator gadget merek Nokia yang berisi beratus-ratus (bahkan lebih dari 1.000) nama alumni.

    Kalau kita menanyakan nama dan alamat seorang alumni UNAIR di Palembang misalnya, Pak Mas dengan sigap membuka communicator gadget-nya itu berikut jawaban pertanyaan kita. Keteladanan almarhum yang selalu kita ingat adalah selalu murah senyum, ringan tangan membantu sesama terutama keluarga besar UNAIR. Sebagai penasihat IKA UA, almarhum selalu memberikan nasihat dan masukan-masukan yang positif dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Meskipun dipenuhi dengan kesibukan pribadi, almarhum selalu menyempatkan waktu di setiap acara UNAIR dan alumni UNAIR.  Sebagai dosen di STIESIA, saya menyaksikan sosok Pak Mas yang disipilin tepat waktu mengajar dan membimbing mahasiswa.

    Rektor UNAIR ketika di rumah duka berbicara singkat kepada saya. “Apa ada penggantinya Pak Mas itu?”. Saya jawab, “Agak sulit mencari alumni seperti sosok Pak Mas”.

    Kita yang ditinggalkan Pak Mas, selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT agar Pak Mas selalu dianugerahi Nur Ilahi, Cahaya Ilahi untuk menerangi alam kuburnya, selalu diterima amal baiknya, dan diampuni segala dosa-dosanya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, kita juga berdoa agar Allah memberi kekuatan dan kesabaran.

    Selamat Jalan Pak Mas.

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Alumni UNAIR Jakarta Bertemu Bahas Sinergitas...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Aliansi Antar Kementerian Ciptakan Generasi Emas yang Siap Bersaing di Tingkat Global
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Mimpi Indah atau Nyata? Saatnya Tiga Kementerian Mulai Kolaborasi!
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru

    Ikuti Kami