SURABAYA — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Departemen Teknik Perkapalan mengadakan lokakarya pembuatan kapal Long Boat. Bekerjasama dengan Universitas Cendrawasih, Papua, kegiatan ini menjadi bagian peningkatan kompetensi masyarakat Papua dalam pembuatan kapal.
Salah satu penanggung jawab kegiatan ini, Danu Utama ST MT mengungkapkan, pelatihan ini menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat Papua. Pemilihan pembuatan kapal jenis Long Boat sebagai materi yang diajarkan ini sendiri juga telah melalui jaring aspirasi dari masyarakat Papua. “Kita simpulkan mereka butuh adanya pelatihan memodifikasi kapal Long Boat agar dapat digunakan dengan baik disana, ” tuturnya, Selasa (21/6/2022).
Modifikasi desain dan kapasitas kapal menjadi fokus yang diajarkan. Hal ini karena dirasa perlu adanya penyesuaian kapasitas muatan, bahan bakar hingga pemilihan mesin. “Desain kapal sendiri menyesuaikan aspek-aspek yang dibutuhkan dengan tetap berlandaskan pada ilmu perkapalan, ” ungkap dosen Departemen Teknik Perkapalan ITS ini.
Mengacu pada desain yang telah dirancang selama dua minggu, pengerjaan kapal Long Boat dilakukan dengan membuat cetakan awal melalui penyusunan gading kapal menggunakan kayu. Proses ini berlanjut dengan pemasangan triplek melamin hingga proses laminasi. Langkah tersebut bertujuan untuk memudahkan proses pelepasan fiberglass yang telah diberi penguat sebagai bahan utama cetakan kapal.
Meski terkadang hujan menghambat pengerjaannya, Danu mengakui, para pemuda Papua yang berkesempatan menjadi peserta ini menunjukkan antusiasme dan semangat yang tinggi dalam belajar membuat cetakan kapal. “Untuk mengiringi semangat mereka yang sangat tinggi, kondisi dan suasana yang kondusif untuk bekerja juga menjadi perhatian dari pihak penyelenggara, ” jelasnya.
Hasil dari lokakarya ini nantinya akan dilanjutkan di Universitas Cendrawasih, Papua. Pembuatan kapal akan dilanjutkan menggunakan cetakan yang telah dibuat oleh peserta lokakarya selama di ITS. Pendampingan dan dukungan akan terus diberikan tim ITS hingga pembuatan 27 unit kapal untuk masyarakat Asmat, 12 unit untuk Serui, 10 unit untuk Mamberamo, dan 2 unit untuk Sarmi dapat terselesaikan.
Danu berharap pembuatan kapal bagan, kapal nelayan dan kapal angkut barang sebagai lanjutan program ini dapat selesai sesuai dengan target yang telah direncanakan. “Semoga proses pembuatan kapal di Universitas Cendrawasih juga berlangsung lancari sehingga dapat selesai dengan tepat waktu, ” tutup dosen yang mendapat gelar magisternya di Departemen Teknik Perkapalan ITS ini.
Foto bersama Mensos RI, tim ITS dan Universitas Cendrawasih, serta peserta lokakarya
Menteri Sosial Republik Indonesia, Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT mengungkapkan, lokakarya pembuatan kapal Long Boat ini menjadi salah satu dari rangkaian pemberdayaan masyarakat Papua. Pelatihan berbagai keterampilan seperti menjahit, menenun, dan bercocok tanam menjadi beberapa program yang dicanangkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat disana.
Menteri yang akrab disapa Risma ini melanjutkan, dengan kapal yang dapat difungsikan untuk menangkap ikan dan mengangkut komoditas ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat. “Sejalan dengan pembangunan infrastruktur untuk pengisian bahan bakar, skema ini dapat membuat harga komoditas di Papua akan semakin terjangkau, ” tutur menteri yang mendapatkan gelar doktor honoris causa dari ITS. (*)
Reporter: Ricardo Hokky Wibisono
Redaktur: Septian Chandra Susanto