Biopori Pencegah Banjir di Desa Lojejer Jember

    Biopori Pencegah Banjir di Desa Lojejer Jember

    JEMBER - Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) Universitas Airlangga periode 66 menggelar pengabdian masyarakat di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember pada Jumat (29/7/2022).

    Survey menunjukkan, desa tersebut merupakan wilayah dengan ketahanan banjir rendah di Kabupaten Jember. Oleh karenanya, sembilan mahasiswa UNAIR mengadakan pelatihan lubang biopori guna minimalisir masalah banjir yang tengah menjadi keluhan masyarakat.

    Ivan Maulana Pratama penanggungjawab sekaligus pemateri kegiatan menyebutkan, banjir sendiri disebabkan oleh kurangnya lahan terbuka yang berguna untuk resapan air. Di Desa Lojejer, terdapat beberapa saluran pembuangan air yang tidak lancar alirannya. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi untuk meminimalisir terjadinya banjir beresiko tinggi.

    Dalam paparannya ia menjelaskan, lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Teknologi ini berbentuk lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah.

    “Lubang tersebut dapat meningkatkan daya resap air, serta mengubah sampah organik menjadi kompos, dan meningkatkan jumlah cadangan air bersih di dalam tanah, ” ujarnya.

    Dalam penentuan penempatan lubang biopori, Ivan menyebutkan, dapat diidentifikasi dari alur air. Aliran air akan mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Oleh karenanya, lubang biopori dapat ditempatkan pada posisi terendah pada wilayah tersebut.

    “Lubang-lubang yang disarankan adalah saluran pembuangan air, sekeliling pohon, dan sisi pagar. Hal tersebut untuk mencegah luapan air masuk ke dalam rumah warga, ” imbuhnya.

    Alat dan Cara Pembuatan

    Ivan melanjutkan, penggunaan alat dan bahan dapat dikatakan cukup mudah untuk didapatkan. Pasalnya, alat-alat tersebut seringkali dimiliki oleh beberapa warga dalam rumah masing-masing. Alat yang dibutuhkan adalah bor tanah, pipa PVC, penutup pipa PVC, solder untuk melubangi pipa PVC, dan sampah organik.

    Proses penempatan lubang biopori di sekitar rumah warga Desa Lojejer pada Jumat (29/7/2022).

    Ivan menjelaskan, pembuatan lubang biopori ini tidak memakan waktu lama serta tidak terdapat kesulitan dalam proses pengerjaannya. Langkah yang mesti dilakukan adalah sebagai berikut,

    1. Siapkan pipa PVC sepanjang 50cm dengan diameter 10cm/4inch. Kemudian, lubangi pipa PVC dengan solder hingga lubang memenuhi dinding pipa.

    2. Buat lubang silindris menggunakan bor tanah secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman 50cm dengan diameter 10cm, dan jarak antar lobang sekitar 50-100cm. Selanjutnya, masukkan pipa PVC/paralon yang sudah siap ke dalam tanah yang sudah dilubangi.

    3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, atau dedaunan. Kemudian, tutup pipa dengan penyaring kawat/tutup PVC yang sudah dilubangi bagian atasnya. Selanjutnya, pipa PVC/paralon yang sudah dilubangi dapat dimasukkan ke dalam tanah.

    Ivan menambahkan, lubang biopori harus memiliki perawatan secara berkala, yaitu dengan membersihkan dedaunan serta sampah organik yang menutupi bagian atas lubang resapan, sehingga air dapat masuk kedalam lubang. Kemudian, apabila isi lubang sudah mulai berkurang atau menyusut akibat proses pelapukan, maka sampah organik perlu ditambahkan kembali hingga memenuhi isi lubang. (*)

    Penulis : Azka Fauziya

    Editor : Binti Q. Masruroh

    jember
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Kaji Pluralisme Hukum Indonesia Antarkan...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait