FEB Berangkatkan 1010 Mahasiswa PKM KKN Tematik

    FEB Berangkatkan 1010 Mahasiswa PKM KKN Tematik

    KOTA MALANG - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) memberangkatkan sebanyak 1010 mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Senin (11/7/2022). Kegiatan tersebut bertujuan untuk membentuk karakter dan kompetensi mahasiswa.

    Dekan FEB Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak mengatakan tugas mahasiswa tidak hanya menempuh ilmu tapi yang terpenting adalah memberikan manfaat bagi sesama.

    “Oleh karena itu inilah perlunya PKM ini diadakan dan untuk angkatan 2020 merupakan matakuliah wajib, ”katanya.

    Abdul Ghofar menambahkan,   sebanyak 1010 mahasiswa yang ikut PKM terdiri dari 66 mahasiswa mengikuti KKN Tematik yang dikoordinasi LPM, 853 mahasiswa mengikuti secara kolektif dikoordinir fakultas, dan 92 mahasiswa mengikuti program PKM Mudik atau pulang kampung.

    “Jadi ada tiga skema PKM yang diikuti mahasiswa FEB kali ini, ” katanya.

    Dalam pelaksanaan programnya, FEB bekerjasama dengan sembilan kabupaten dan 84 desa dan kelurahan di Indonesia, antara lain Tangerang,   Malang Batu, Ponorogo, dan Jombang.

    Mantan WD 1 FEB tersebut mengatakan, bentuk kegiatan utama PKM adalah pengembangan desa.

    “Bentuk Pengembangan desa contohnya adalah pengembangan desa untuk digitalisasi birokrasi. Untuk pengembangan desa digital kami mengandung FILKOM, ” katanya.

    Selain pengembangan desa digitalisasi, mahasiswa juga melakukan pengembangan UMKM, pengembangan identifikasi desa tangguh untuk kebencanaan, dan pengembangan pendidikan desa.

    Kepada mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan PKM, Rektor UB Prof Widodo,  S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc berpesan agar mereka bisa saling menghormati dan menjaga nama baik almamater UB.

    “Selama kegiata PKM kalian harus bisa beradaptasi dengan masyarakat dengan caramenjaga harga diri. Harga diri seseorang tergantung pada lidah. Bertutur katalah dan berdiskusi harus dengan bahasa yang sopan.Harga diri seseorang tergantung deri perilaku dan cara berpakaian.  Mohon nanti kalian bisa  menyesuaikan dengan tradisi dan karakteristik budaya masyarakat di desa tersebut, ” katanya Prof. Widodo. (OKY/Humas UB).

    kota malang
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Gandeng Kementerian PUPR, ITS Dukung Infrastruktur...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Mimpi Indah atau Nyata? Saatnya Tiga Kementerian Mulai Kolaborasi!
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!

    Ikuti Kami