Mendes RI Ungkap Strategi Lokalisasi SDGs Level Desa

    Mendes RI Ungkap Strategi Lokalisasi SDGs Level Desa
    Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Dr (HC) Drs A Halim Iskandar MPd

    SURABAYA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Dr (HC) Drs A Halim Iskandar MPd menyambangi Universitas Airlangga (UNAIR) pada Kamis (14/7/2022). Ia memberikan kuliah dalam gelaran Inagurasi Program Depeening Desa Brilian 2022.

    Pada kesempatan tersebut, Drs Halim membagikan strategi lokalisasi SDGs di level desa. Drs Halim menyebut bahwa ekonomi desa sejatinya menjadi bantalan keadilan ekonomi bagi Indonesia. Salah satunya terbukti dengan kondisi perekonomian nasional yang pasang surut akibat Covid-19.

    “Dengan memperhitungkan sektor pertanian saj, desa nilai tambahnya tetap tumbuh 1, 77 persen saat ekonomi nasional terkontraksi minus 2, 07 persen di tahun 2020, ” jelasnya.

    Pertumbuhan serta pemerataan tersebut terus terlihat progresnya secara konsisten sejak era kemerdekaan Indonesia. Dari sana, Drs Halim menyebut logis apabila pemerintah mengarahkan SDGs hingga level desa.

    “Pelokalan SDGs ini agar tujuan pembangunan berkelanjutan tidak terbatas pada pilar 1 dan 10 saja, ” imbuhnya.

    Pelokalan SDGs menuju desa dianggap penting karena 91 persen wilayah pemerintahan terkecil adalah desa dan 71 persen penduduk Indonesia tinggal di pedesaan. 

    Drs Halim juga menyoroti terkait upaya untuk membangun kemandirian data dasar SDGs Desa. Kemandirian data tersebut dilakukan dengan menggerakkan warga desa sebagai salah satu agen penghimpun data.

    “Kita juga akan dorong peran BUMDes (Badan Usaha Milik Desa, Red) sebagai entitas penting untuk mewujudkan ekonomi desa yang berkeadilan. Khususnya pada tujuan SDGs Desa ke 8 dan 18, ” jelasnya.

    Mengikuti pemulihan pasca pandemi, Kemendes disebut juga telah merumuskan model bisnis desa pasca pandemi. Model bisnis tersebut berdasar pada strategi harga, sumber pendataan, interaksi konsumen, hingga pola kemitraan unit usaha.

    “Terakhir, selamat atas kelulusan peserta Desa Brilian. Semoga segera mempraktikkannya di lapangan dan warga desa bisa mendapat manfaatnya, ” pesan Drs Halim.

    Gelaran itu sendiri menjadi bagian dari program Desa Brilian hasil kolaborasi BRI dan UNAIR. Acara tersebut juga diisi oleh Rektor UNAIR, Kepala Divisi Social Entrepreneurship and Incubation BRI Pusat, serta Wakil Gubernur Jawa Timur. (*)

    Penulis: Intang Arifia

    Editor: Feri Fenoria

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Kenali Beda Ganja Medis dan Ganja Rekreasional

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait