PWK Universitas Brawijaya Gelar Webinar, Kota Siaga Bencana, Indonesia sampai mana?

    PWK Universitas Brawijaya Gelar Webinar, Kota Siaga Bencana, Indonesia sampai mana?

    KOTA MALANG - Himpunan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (PWK FT UB) menyelenggarakan Webinar bertema “Kota Siaga Bencana, Indonesia sampai mana?”, Sabtu (5/2/2022).

    Dalam acara webinar tersebut, bertindak sebagai pembicara pertama yaitu Adipandang Yudhono, S.Si., MURP, PhD selaku staf pengajar di Department Perenanaan Wilayah dan Kota. 

    Doktor lulusan University of Sheffield, UK tersebut membahas tentang upaya mitigasi yang ternyata sudah menjadi budaya sejak jaman prasejarah. 

    Adi juga mengutarakan tentang pentingnya peran geospasial dalam penanggulangan bencana, yang dapat diaplikasikan dengan cepat, tepat dan sesuai kebutuhan di lapangan. 

    Salah satu pengalaman Adipandang diantaranya dalam upaya tanggap darurat pada saat erupsi Gunung Semeru bulan Desember lalu. 

    Pada kesempatan webinar tersebut, Adipandang juga menyinggung tentang bagaimana kesiapan kota-kota di Indonesia terkait regulasi penanggulangan bencana, seperti upaya menegakkan regulasi bangunan dan lingkungan, kesesuaian dengan rencana pembangunan kawasan perkotaan dan memenuhi kaidah legal aspek lainnya seperti ijin mendirikan bangunan (IMB) sesuai santar nasional Indonesia, dan lain sebagainya.

    Pembicara kedua, yaitu dr Aurick Yudha Nagara, SpEM membahas tentang respon bencana di bidang Kesehatan. 

    Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) sangat aktif dalam kegiatan penanggulangan kebencanaan, tidak hanya di skala lokal, tetapi hingga regional.

    “Pandangan konvensional di bidang kesehatan memang sudah umum ditemui, tetapi optimasi teknologi bisa menjadi salah satu alternatif baru dalam penanggulangan kebencanaan di Indonesia, seperti penggunaan Sistem Informasi Geografis dalam pendataan masyarakat terdampak bencana, melalui pendekatan geospasial dapat diketahui sebaran kawasan terdampak, titik-titik bantuan logistic, sebaran penduduk sakit dengan priorotas tertentu, dan sejenisnya, ” kata dr. Aurick.

    Dalam kegiatan webinar urbantalk 2022 tersebut, Dr Eng Fadly Usman bertindak sebagai penanggap. Doktor lulusan University of Miyazaki, Jepang tersebut memberikan ulasan bagaimana Kota-kota di Indonesia memang sudah sepatutnya melakukan kajian resiko bencana, khususnya bencana di perkotaan. 

    Menurutnya, bencana di perkotaan sendiri bukan hanya sebatas bencana alam seperti banjir, pohon tumbang, atau pun longsor, tetapi juga jenis-jenis bencana sosial seperti kejahatan, kekerasan, atau kriminalitas di perkotaan.

    Bencana lain yang mungkin terjadi di kawasan perkotaan seperti kebakaran, terkadang menjadi penyebab kerugian terbesar diakibatkan karena ketidak siapan masyarakat dalam penanggulangan bencana itu sendiri, ditambah lagi dengan ketidak siapan sarana prasarana pendukung dalam memadamkan api kebakaran secara mandiri. 

    “Saat mobil pemadam kebakaran datang, kondisi kebakaran sudah semakin liar dan sulit untuk dikendalikan, ” katanya.

    Oleh karena itu menurutnya, perlu ada upaya penataan kelembagaan secara lebih detail sehingga setiap lembaga memahami tugas dan kewajiban masing-masing sambil menyempurnakan sarana prasarana pendukung dalam penanggulangan bencana di perkotaan itu sendiri.

    Acara webinar urbantalk 2022 dihadiri kurang lebih 100 peserta secara online melalui media zoom, dengan moderator Husein Nasrullah dan MC Syiva Amadea Istifa, dan keduanya merupakan mahasiswa di Department Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Brawijaya. (PWK UB/JON).

    KOTA MALANG
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Pojok Baca, Proker Mahasiswa Fapet Universitas...

    Artikel Berikutnya

    Jurusan Sosiologi Jadi Percontohan FISIP...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami