Adakan Pengmas di Pesisir Bulak, Guru Besar FKH Sosialisasikan Manfaat Hasil Laut Cegah Stunting

    Adakan Pengmas di Pesisir Bulak, Guru Besar FKH Sosialisasikan Manfaat Hasil Laut Cegah Stunting

    SURABAYA - Agenda pengabdian masyarakat (pengmas) tahunan yang rutin diadakan di pesisir Bulak, Surabaya kembali diselenggarakan, Sabtu (30/7/2022). Kali ini tim pengmas yang diketuai oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Prof Dr Wurlina drh MS itu menyoroti kasus stunting.

    Prof Wurlina, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa terdapat kasus stunting yang perlu menjadi perhatian di daerah Bulak. Untuk itu, ia dan tim melakukan sosialisasi terkait pencegahan stunting dengan memanfaatkan olahan hasil laut. “Kita mengamati ada kasus stunting di sini. Kita menemui anak nelayan umur 2, 5 tahun beratnya hanya 7 kg. Saat lahir beratnya 3, 2 kg, ” ujarnya.

    Menurut Prof Wurlina, terjadinya kasus stunting di wilayah pesisir sangat disayangkan. Terlebih lagi, pasokan ikan sangat melimpah.

    Seperti yang diketahui, penyebab stunting salah satunya adalah kekurangan protein. Sedangkan hasil laut seperti ikan mengandung banyak protein.

    “Hasil laut melimpah utamanya ikan dan kerang. Ini (hasil laut, Red) dapat mencegah stunting. Oleh karena itu, kita anjurkan makan ikan yang diolah bervariasi, ” katanya.

    Sebagai informasi, kegiatan kali ini melibatkan dr Niluh Suwasanti SpPK dari Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Selain itu, hadir pula Dr Kadek Rachmawati drh MKes dari FKH dan dua mahasiswa FKH Universitas Airlangga.

    Sementara itu, pada akhir sesi, para anggota UMKM menampilkan inovasi olahan hasil laut. Di antaranya mulai dari olahan berbagai ikan hingga kerang.

    “Warga senang sekali mengenal stunting. Selama kegiatan kita tetap terapkan protokol kesehatan 5M mengingat munculnya varian baru Covid-19, ” ungkap Prof Wurlina.

    Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah Inovasi Olahan Hasil Laut Berbasis Wisata Kuliner di Pesisir Bulak ini, Prof Wurlina berharap, kawasan tersebut tidak hanya menjadi sentra olahan hasil laut. Tetapi juga memanfaatkan secara maksimal hasil laut untuk memenuhi nutrisi harian keluarga agar terhindar dari stunting.

    “Saya berharap, para ibu kampung nelayan tidak menjual seluruh hasil laut, tapi juga dimasak untuk variasi menu anak-anak serta keluarga. Kebutuhan nutrisi anak harus diperhatikan agar tidak terjadi stunting, ” pesannya. (*)

    Penulis : Tim Pengmas Kampoeng Olahan Hasil Laut

    Editor: Binti Q. Masruroh

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Berawal dari Hobi, Mahasiswa Ilmu Politik...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami