SURABAYA - Vaksin Merah Putih yang digagas oleh Universitas Airlangga (UNAIR) telah melalui uji klinis fase satu mulai 8 Februari 2022. Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi mengatakan uji klinis fase satu berjalan lancar dan tidak ada hal mengkhawatirkan. “Alhamdulillah semua berjalan baik sehingga mudah-mudahan menunjukkan keamanan yang baik, ” tuturnya.
Prof Nyoman dalam Airlangga Forum yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana, Jumat (4/3/2022), menjelaskan beberapa kelebihan Vaksin Merah Putih. Ia mengatakan bahwa kelebihan utama Vaksin Merah Putih adalah produk dalam negeri. Meski demikian, kualitasnya sama dengan produk luar negeri.
“Biasanya vaksin-vaksin itu dari luar kemudian diproduksi di Indonesia. Tapi ini semua karya anak bangsa, tentu ini kelebihan bagi kita karena itu momentum pertama, ” tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development UNAIR itu menyebut kelebihan lain dari vaksin Merah Putih adalah halal dan sudah mendapatkan sertifikasi. Adanya Vaksin Merah Putih ini akan memotivasi masyarakat Indonesia khususnya peneliti untuk mengurangi kebutuhan impor.
“Kalau platformnya sendiri tentu kita punya tujuan yang sama yaitu meningkatkan sistem imun tubuh jadi bala tentara yang bisa menangkal Covid-19, ” imbuhnya.
Selanjutnya, Pof Nyoman menjelaskan kelebihan lain Vaksin Merah Putih yakni menggunakan sistem virus yang diisolasi dari Indonesia. Jadi, lanjutnya, istilahnya virus ini sudah dikenali oleh tubuh masyarakat Indonesia.
Prof Nyoman juga menyebut bahwa dengan vaksin yang diproduksi dalam negeri maka masyarakat akan cepat mendapatkan vaksinasi tanpa harus menunggu kuota impor. Hal ini terutama pada masyarakat pedesaan dan daerah-daerah 3T yang perlu dijangkau oleh vaksin dalam negeri.
“Karena produksi rencananya nanti 20 juta perbulan dosisnya. Jadi kalau pertahun sekitar 240 juta. Insya Allah Indonesia cepat herd immunity dicapai di seluruh pelosok, ” jelasnya.
Kemudian, Prof Nyoman mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menyukseskan Vaksin Merah Putih. Melalui dukungan masyarakat maka fase uji klinis akan cepat selesai dan dapat dilakukan produksi. Prof Nyoman mengatakan bahwa uji klinis fase dua akan dilaksanakan pada 28 Maret 2022 dengan 405 relawan. Ia berharap masyarakat Indonesia yang belum vaksin sama sekali dapat menjadi relawan.
“Relawan ini juga pahlawan karena amanah yang diberikan MUI bahwasanya ini sertifikat halal dan suci, kemudian amanah bahwa ini kepentingan bangsa. Karena ini pandemi menyebar di seluruh dunia sehingga kita harus menjaga sistem imun atau kekebalan tubuh melalui vaksinasi, ” jelasnya. (*)
Penulis: Wiji Astutik
Editor: Binti Q. Masruroh