Perjalanan Vaksin Merah Putih hingga Masuki Fase Uji Klinis

    Perjalanan Vaksin Merah Putih hingga Masuki Fase Uji Klinis

    SURABAYA - Vaksin Merah Putih telah memasuki fase uji klinis satu pada 8 Februari 2022 dan sedang persiapan untuk uji klinis fase dua pada 28 Maret 2022. Sebelum memasuki fase uji klinis, Vaksin Merah Putih telah melewati perjalanan panjang dari awal pandemi Covid-19 hingga saat ini.

    Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi selaku Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development UNAIR pada Airlangga Forum, Jumat (4/3/2022), mengatakan adanya kesulitan dan berbagai tantangan yang dialami masyarakat selama pandemi membuat para peneliti dengan dukungan pemerintah melakukan riset vaksin.

    “Kita sebagai insan akademisi terlibat langsung di bidang riset. Selain teman-teman akademisi ada juga yang terlibat langsung di lapangan yaitu para klinisi, ” tuturnya. 

    Prof Nyoman mengatakan bahwa dengan adanya Lembaga Penyakit Tropis (LPT), UNAIR menjadi andalan pemerintah untuk menjadi laboratorium rujukan. Hal ini dikarenakan pada awal Indonesia terkonfirmasi Covid-19 belum banyak laboratorium terstandar untuk melakukan analisa virus Covid-19. Jadi, lanjutnya, dari situlah para akademisi, peneliti, dan pakar UNAIR berkumpul untuk melakukan kegiatan-kegiatan riset selain ikut konsorsium nasional.

    “Bagian dari riset konsorsium nasional yang dibentuk pemerintah melalui Kemenristek BRIN pada waktu itu adalah terkait Covid-19 dan belum fokus ke vaksin, masih pada penanganan, pada alat perlindungan diri, pengobatan terapi, juga termasuk alat-alat kesehatan, ” jelasnya.

    Selanjutnya, Prof Nyoman menyampaikan bahwa adanya penyebaran Covid-19 yang sangat cepat membuat para peneliti di konsorsium nasional fokus ke pencegahan dengan vaksin. Akhirnya, pemerintah membentuk konsorsium percepatan vaksin nasional yang disebut dengan Vaksin Merah Putih.

    “Alhamdulillah akhirnya ada tujuh institusi yang masuk dalam konsorsium vaksin merah putih dan UNAIR salah satunya, ” terangnya.

    Prof Nyoman menjelaskan bahwa pada awal penelitian UNAIR menggunakan tiga platform. Dalam perjalanannya, platform inactivated atau virus yang dimatikan dikembangkan UNAIR berjalan lancar dan lebih cepat. Prof Nyoman juga mengatakan hanya UNAIR yang menggunakan platform inactivated dalam konsorsium nasional tersebut.

    “Masa-masa sulit di fase uji praklinik Alhamdulillah sudah selesai dan sekarang uji klinik dan Alhamdulillah fase satu sudah terlewati, kita akan persiapan ke fase dua, ” tuturnya.

    Kemudian, Prof Nyoman juga mengatakan bahwa Vaksin Merah Putih telah mendapatkan sertifikat halal. Hal ini penting untuk Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Prof Nyoman juga menyebut bahwa nantinya akan didistribusikan ke negara-negara seperti Timur Tengah dan sebagian Afrika. (*)

    Penulis: Wiji Astutik

    Editor: Binti Q. Masruroh

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Vaksin Merah Putih: Produksi Dalam Negeri...

    Artikel Berikutnya

    Mengenal Fenomena Pick Me Girl dari Kacamata...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami