Atase Kerjasama Pendidikan Kampus Perancis Indonesia Kunjungi UB, Gerakkan Minat Mahasiswa Untuk Studi di Luar Negeri

    Atase Kerjasama Pendidikan Kampus Perancis Indonesia Kunjungi UB, Gerakkan Minat Mahasiswa Untuk Studi di Luar Negeri

    KOTA MALANG - Dalam mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di bidang akademik, Universitas Brawijaya terus gencar menggalakkan program-program studi kampus internasional, mulai dari program pascasarjana, double degree, join research, visiting profesor dan beragam kegiatan-kegiatan lainnya.

    Program-program ini menjadi sebuah langkah internasionalisasi kampus pasca ditetapkannya UB sebagai Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH). Dr. Ir. Bambang Susilo M.Sc, Agr. Selaku Wakil Rektor V Bidang Riset dan Inovasi bersama jajaran dari Direktorat Kerjasama & Internasionalisasi bersama International Office menyambut inisiasi kunjungan Atase Universitas dan Pendidikan Indonesia-Perancis yaitu Philomene Robin selaku perwakilan dari Institute Francais Indonesia (IFI) beserta Sandra Vivier Direktur IFI Surabaya, Senin (28/3/2022).

    Keduanya hadir memenuhi undangan UB untuk memperkenalkan berbagai macam informasi mengenai kehidupan kampus serta pengenalan studi favorit yang berada di negeri Eropa tersebut.

    Robin mengungkapkan jika saat ini antusiasme mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri khususnya di negeri Perancis cukup besar. Sebanyak 445 mahasiswa Indonesia menempuh program belajar seperti Double Degree, Program Doktoral (PhD), Exchange dan International Student pada tahun 2021 (mengalami peningkatan setelah tahun 2020 yang berjumlah 390 pelajar).

    Adapun bidang studi yang menjadi rujukan pun juga sangat beragam, diantaranya adalah : Luxury, fashion, gastronomy sebesar 8 persen, public administration, political science and international relations 6, 8 persen, business & management, economics, finances 30, 1 persen, art and architecture 3, 3 persen, environment 2, 5 persen, french literature 26, 8 persen, multidisciplinar 0, 3 persen, science 11, 3 persen, human & social science, communication, law 6, 5 persen dan selebihnya masuk di tourism & hospitality.

    Sedangkan sebaran pelajar dari daerah asal juga mencakup hampir seluruh wilayah di Indonesia, baik itu dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua.

    Robin melanjutkan bahwa Kedutaan Perancis telah memberikan beasiswa sejak tahun kemarin, 77 scholarships pada 2021-2022 dan 104 scholarships pada 2022-2023, dengan rangkaian empat pendaftaran program beasiswa : France Excellence S2, beasiswa Master S2, beasiswa Kartini Sains dan beasiswa Tematik yang dibuka hingga 23 April mendatang. Ia juga berharap hadirnya kerjasama UB - Perancis dapat meningkatkan minat studi internasional melalui skema academic mobility and exchange baik melalui hubungan internasional maupun pengaplikasian bahasa asing (Perancis, Indonesia serta Inggris).

    Selain skema tersebut, ada pula prioritas target keilmuan yang ingin dicapai pada kerjasama bidang manajemen bisnis serta kemaritiman.

    Disamping itu UB juga memberikan penawaran terkait program kelas internasional melalui visiting profesor untuk mengisi kelas 3 in 1 yang telah dijalankan oleh universitas. Ketertarikan IFI mengenai pengenalan program visiting profesor akan menciptakan dampak cukup besar bagi kampus, perkembangan kelas internasional melalui kerjasama antar kampus luar negeri memberikan manfaat bagi ekosistem pembelajaran akademik.

    Hal ini tidak dipungkiri, apabila semakin banyak pengajar dari luar negeri hadir untuk memberikan kontribusinya di UB akan membawa program-program kerjasama baru di masa depan bagi kedua kampus yang saling berhubungan. (**/Jon)

    KOTA MALANG
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Lulusan Terbaik D4 ITS Evaluasi Pembuatan...

    Artikel Berikutnya

    Trie Utami Bicara Potensi Desa Berbasis...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Aliansi Antar Kementerian Ciptakan Generasi Emas yang Siap Bersaing di Tingkat Global
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Mimpi Indah atau Nyata? Saatnya Tiga Kementerian Mulai Kolaborasi!
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru

    Ikuti Kami