FK UNAIR Edukasi Hepatitis A, B, C, D, E hingga Hepatitis Misterius

    FK UNAIR Edukasi Hepatitis A, B, C, D, E hingga Hepatitis Misterius
    Dr dr Bagus Setyoboedi SpA(K) (kiri) dalam kegiatan Dokter UNAIR TV bertajuk Bringing Hepatitis Care Closer to You - Hepatitis Can’t Wait, Eliminasi Virus Hepatitis dan Masa Depan Bebas Hepatitis Untuk Ibu dan Anak-Anak pada Rabu (3/7/2022) oleh Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: SS Youtube)

    SURABAYA -  Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia 2022,  Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) ikut serta menyelenggarakan kegiatan melalui edukasi di kanal Dokter UNAIR TV. Edukasi bertajuk Bringing Hepatitis Care Closer to You - Hepatitis Can’t Wait, Eliminasi Virus Hepatitis dan Masa Depan Bebas Hepatitis Untuk Ibu dan Anak-Anak diselenggarakan pada Rabu (3/7/2022).

    Forum edukasi itu menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr dr M Ilham Aldika Akbar SpOG(K) dari Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran UNAIR, dr Ummi Maimunah SpPD KGEH FINASIM dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UNAIR, dan Dr dr Bagus Setyoboedi SpA(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR.

    Jenis, Cara Penularan, dan Gejala Hepatitis

    “Virus hepatitis yang sekarang ini ada dan ada pemeriksaan laboratoriumnya yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E.” jelas Ummi. Akan tetapi, ada jenis lain yang sampai saat ini belum ada alat pemeriksaannya.

    Lebih lanjut tentang cara penularan, Ummi menjelaskan bahwa masing-masing jenis hepatitis memiliki cara penularannya sendiri. Untuk hepatitis A dan E menular melalui makanan dan minuman, untuk hepatitis B dan C melalui kontak darah, sedangkan untuk hepatitis D menumpang pada hepatitis B yang dimiliki seseorang.

    Berkaitan dengan orang-orang yang berisiko untuk terkena hepatitis, Ummi memaparkan bahkan tenaga kesehatan, pengguna narkoba, dan ibu hamil kepada anaknya adalah orang-orang yang berisiko tinggi. 

    Gejala dari hepatitis bervariasi sesuai jenisnya. Untuk hepatitis A, Ummi menegaskan bahwa gejalanya akan sangat terlihat dalam tiga fase. Fase pertama yaitu gejala seperti flu, demam, dan mual. Fase kedua yaitu mata dan badan yang terlihat kuning. Sedangkan fase ketiga yaitu fase penyembuhan. Sedangkan untuk hepatitis B dan C gejala awalnya tidak terlihat dan cenderung terlihat gejalanya ketika sudah kronis.

    Oleh karena itu, Ummi mengimbau untuk seluruh masyarakat Indonesia agar lebih hati-hati terhadap hepatitis dan rutin melakukan check up di layanan kesehatan terdekat.

    Hepatitis pada Ibu Hamil

    Tentang hepatitis pada ibu hamil, M Ilham menjelaskan bahwa yang menjadi fokus utama adalah penularan hepatitis dari ibu hamil kepada anak yang dikandungnya. Penularan itu kemungkinan kecil dapat melalui plasenta dan kemungkinan besar melalui proses persalinan. 

    Meskipun sebagian besar penularan hepatitis dari ibu hamil kepada anak dalam kandungannya tidak menyebabkan kecacatan bawaan, tentu hal ini akan sangat merugikan mengingat adanya kemungkinan kelahiran prematur.

    “Sejauh ini belum ada cara untuk mendeteksi hepatitis dari dalam rahim, ” jelas M Ilham. Sehingga, ketika dilakukan screening secara universal dan ibu hamil terdeteksi positif hepatitis, maka ibu hamil tersebut akan dipantau dan diperiksa lebih lanjut. 

    Hepatitis pada Anak dan Hepatitis MisteriusSelain hepatitis pada ibu hamil, hepatitis pada anak juga sering terjadi. Bagus mengatakan bahwa hepatitis pada anak sering tidak bergejala. “Hepatitis pada anak-anak itu sebagian besar ringan, bukan problem besar, ” terangnya.

    Bagus juga menjelaskan bahwa hepatitis pada anak-anak rata-rata ditularkan dari ibunya ketika hamil. Sehingga, menambahkan informasi dari M Ilham, Bagus mengatakan bahwa ketika ibu hamil terdeteksi hepatitis, ia harus bersiap untuk memberikan vaksin pada anaknya di hari kelahirannya.

    Selanjutnya, berkaitan dengan hepatitis misterius, Bagus menjelaskan bahwa hepatitis ini dikatakan misterius karena setelah di-check tidak ditemukan adanya jenis hepatitis A, B, C, D maupun E, tetapi terlihat gejalanya berat. Sehingga sampai saat ini, hepatitis misterius masih diteliti lebih lanjut untuk bisa menemukan penyebabnya dan cara pencegahannya.

    Akan tetapi, Bagus menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir dengan hepatitis misterius ini karena jika melindungi diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka kecil kemungkinan untuk tertulis hepatitis misterius. (*)

    Penulis : Tristania Faisa Adam

    Editor : Binti Q Masruroh

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Dosen UNAIR Ditunjuk Jadi Psikolog Atlet...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami