ITS Raih Pendanaan Terbanyak untuk Program Wirausaha Mahasiswa

    ITS Raih Pendanaan Terbanyak untuk Program Wirausaha Mahasiswa
    Dana P2MW dan IWDM yang dirilis oleh Kemendikbudristek

    SURABAYA - Sebanyak 10 proposal usaha garapan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan program Inovasi Wirausaha Digital Mahasiswa (IWDM) 2022 lolos mendapatkan investasi. Dengan demikian, ITS memperoleh pendanaan terbesar dalam program yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI tersebut.

    Kepala Seksi Kewirausahaan dan Bimbingan Konseling Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS Muchammad Nurif SE MT mengungkapkan, P2MW merupakan program pengembangan usaha melalui bantuan dana dan pembinaan yang digaungkan kepada seluruh mahasiswa yang telah memiliki usaha. “Tak jauh berbeda, IWDM juga merupakan program pengembangan usaha namun bergerak di bidang digital, ” ungkap dosen yang akrab disapa Nurif ini.

    Lelaki 53 tahun tersebut menambahkan bahwa enam proposal yang diajukan untuk lima kategori usaha di P2MW berhasil lolos seluruhnya. Kategori usaha yang dimaksud antara lain adalah Makanan dan Minuman, Produksi atau Budidaya, Industri Kreatif Seni Budaya dan Pariwisata, Jasa dan Perdagangan, serta Teknologi Terapan. “Sedangkan untuk program IWDM, terdapat empat dari lima proposal mahasiswa ITS yang berhasil lolos seleksi pendanaan, ” terangnya.

    Kepala Seksi Kewirausahaan dan Bimbingan Konseling Direktorat Kemahasiswaan ITS Muchammad Nurif SE MT

    Menurut Nurif, besaran bantuan yang disetujui oleh Kemendikbudristek untuk P2MW bermacam-macam, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 16 juta. Dana tersebut akan dialokasikan 80 persen untuk pengembangan usaha mahasiswa dan 20 persen untuk manajemen pengelolaan. “Sedangkan untuk IWDM, kami belum mendapatkan informasi terkait besaran bantuannya berdasarkan pemberian dana baru disampaikan Selasa (2/8/2022) lalu, ” tulisnya.

    Nurif menyampaikan bahwa dana bantuan tersebut hanya dapat digunakan untuk keperluan usaha, seperti proses produksi dan pengembangan produk, legalitas, perizinan, sertifikasi, dan standarisasi. “Selain itu, dana juga dialokasikan untuk honor pendamping dan pembimbing, narasumber kehormatan, serta biaya manajemen yang relevan, ” bebernya.

    Sedangkan penggunaan dana yang tidak diizinkan di antaranya adalah honor dan konsumsi anggota tim, biaya paket internet, biaya transportasi, dan beberapa hal lainnya yang tidak relevan dengan pengembangan usaha. “Semua persyaratan terkait dana bantuan masing-masing program sudah disampaikan secara lengkap melalui sosialisasi maupun dokumen yang diberikan kepada kami, ” jelasnya.

    Enam tim mahasiswa ITS yang berhasil memperoleh pendapatan P2MW (atas) dan empat tim penerima dana IWDM (bawah)

    Nurif berujar bahwa prestasi yang diraih mahasiswa ITS ini telah melewati rangkaian proses panjang, mulai dari seleksi administrasi, presentasi, hingga tahap wawancara . Berbeda dengan tahun sebelumnya,  penyeleksian proposal kali ini dilakukan dengan sistem internal. “Artinya, pihak kampus memiliki kuasa penuh untuk memutuskan proposal mana yang akan diajukan untuk program ini, ” jelasnya.

    Dosen Departemen Studi Pembangunan ini kembali mengatakan bahwa membuat proposal tersebut dilakukan bersama para praktisi dengan melihat bisnis masing-masing tim. “Kami menitikberatkan kepada tim yang menjalankan berjalan sudah dan memiliki pelanggan , jadi tidak hanya menunjukkan ide, ” tegas dosen kelahiran 14 Juni 1969 tersebut.

    Sebagai informasi tambahan, Nurif mengatakan bahwa P2MW dan program IWDM ini nantinya akan ditutup dan dikemas dalam balutan Penghargaan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI). “Untuk itu, kami berharap dapat mendominasi juara di tahun ini, sehingga bisa meraih gelar juara umum, ” tutup optimistis. (HUMAS ITS)

    Reporter: Erchi Ad'ha Loyensya.

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    FK UNAIR Edukasi Hepatitis A, B, C, D, E...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami