KOTA MALANG - Pemilik peternakan lebah madu bernama PT. Kembang Joyo Sriwijaya, Ustadi, S.Pt., M.Pt. mendapatkan gelar doktor usai menempuh ujian disertasi terbuka secara hybrid, Selasa (15/3/2022).
Dia merupakan mahasiswa Program Doktor Ilmu Ternak diFakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) angkatan 2017.
Bersama dosen pembimbing yang terdiri dari Prof. Suyadi, Prof. M. Nur Ihsan, dan Prof. M. Junus, Ustadi mengusung penelitian berjudul “Optimasi Rekayasa Penangkaran Lebah Ratu Lokal (Apis cerana javana Fabr.)”.
Menurutnya lebah ratu yang berkualitas memiliki karakteristik fisik bagus, karena sifat tersebut akan diturunkan kepada generasinya. Saat ini rekayasa penangkaran lebah ratu Apis mellifera telah banyak dikembangkan. Namun berbeda dengan lebah ratu lokal Apis cerana javana Fabr. yang masih tergantung pada penangkaran dorongan alamiah dari lebah pekerja. Hal ini mengakibatkan terhambatnya peningkatan kuantitas dan kualitas dari lebah ratu lokal Apis cerana javana Fabr.
“Oleh karenanya diperlukan rekayasa penangkaran lebah ratu lokal dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya ukuran sarang, bahan pembuatan sarang, media oles, metode okulasi, jumlah larva, dan umur larva, ” jelas Ustadi.
Penelitian dilakukan di PT. Kembang Joyo Donowarih Karangploso, Malang dengan menggunakan tujuh koloni lebah. Dimana enam koloni untuk percobaan dan satu koloni sebagai sumber larva dalam penangkaran lebah ratu.
Variabel yang diamati adalah penerimaan dan persentase penerimaan, cubital, distance, radial field, radial cell, dumb bell index, inner wing length, inner wing width, morfometri kaki belakang, panjang pupa, dan ukuran morfometri lebah ratu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan jumlah larva 6 dan 12, pada umur larva satu hari meningkatkan penerimaan larva dalam penangkaran lebah ratu lokal. Penggunaan umur larva satu hari dapat meningkatkan bobot lahir, panjang tubuh dan panjang abdomen lebah ratu lokal Apis cerana javana Fabr. (dta/Humas UB/Jon)