SURABAYA - Perhelatan pra-musim MotoGP yang dilaksanakan di Sirkuit Internasional Mandalika, Kuta, Lombok beberapa pekan lalu menarik banyak perhatian. Puluhan rider MotoGP tingkat dunia melakukan simulasi maupun sekedar jalan-jalan menikmati indahnya Pulau Lombok.
Para rider yang mengabadikan momen liburan di media sosial menjadi salah satu promosi tersendiri bagi Pulau Lombok. Namun, apakah perhelatan MotoGP yang berlangsung beberapa bulan saja mampu berdampak bagi peningkatan kunjungan wisata di Pulau Lombok? Pakar Pariwisata Universitas Airlangga (UNAIR) Novianto Edi Suharno SST PAR MSI memberikan tanggapan, "
“Tentunya akan mengalami peningkatan kunjungan, ” ujar Anto, sapaan karibnya", saat uji coba saja sudah banyak para rider yang selfie dan mengabadikan tempat-tempat yang mereka kunjungi untuk di-upload di social media mereka, ” tambah dosen yang mengajar di Fakultas Vokasi UNAIR itu.
Dikatakan Anto kepada media, Selasa (22/2/2022), bahwa animo para rider itu menjadi salah satu cara mempromosikan potensi wisata di sekitar Mandalika maupun di Pulau Lombok. “Dengan naiknya jumlah pengunjung otomatis akan terjadi kenaikan-kenaikan pada sektor yang lain, ” ungkapnya.
Terkait sementara atau jangka panjang peningkatan kunjungan wisata di Pulau Lombok tersebut, Anto mengungkapkan hal itu tergantung bagaimana masyarakat sekitar. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat ikut andil dalam mempromosikan wisata di Pulau Lombok dan sekitarnya.
“Pertama tentunya masyarakat sekitar, pengelola, dinas terkait saat ini benar-benar memberikan layanan terbaiknya, Sehingga image atau citra tempat wisata itu bisa terjaga dan exposure positif bisa didapat dari pengunjung saat ini, ” ujarnya.
“Event ini sangat potensial untuk mengenalkan wisata yang ada di sekitar mandalika, ” tambah dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Vokasi UNAIR itu.
Bukan Hanya Lombok
Tak hanya Lombok, potensi peningkatan kunjungan wisata maupun penginapan bisa terjadi di daerah lain. Sebab, pada saat gelaran MotoGP berlangsung, akan tersebar beberapa informasi mengenai tempat wisata di luar lombok seperti Bali dan Jakarta.
“Salah satu yang lagi hits di media sosial yaitu bagaimana seorang pembalap yang cukup banyak penggemar sosial medianya salah sebut nama kota Jakarta menjadi Yakarta dan itu banyak yang kepo apa itu Yakarta, ” ungkap Anto.
“Yang mengunjungi tempat wisata tersebut merupakan orang-orang yang punya penggemar dan secara tidak langsung mempengaruhi promosi yang luar biasa besar dampaknya. Sehingga kita sebagai pengelola yang ada di tempat tersebut harus memberikan pelayanan terbaiknya, ” imbuhnya. (*/Hms/Jon)