Pakar UNAIR: Vaksinasi Jadi Angin Segar Turunkan Kanker Serviks di Indonesia

    Pakar UNAIR: Vaksinasi Jadi Angin Segar Turunkan Kanker Serviks di Indonesia

    SURABAYA - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ir Budi Gunadi Sadikin CHFC CLU memastikan bahwa vaksinasi kanker serviks atau vaksin human papillomavirus (HPV) akan menjadi program vaksinasi wajib pemerintah mulai tahun 2022. Meskipun telah ditegaskan bahwa vaksinasi kanker serviks ini akan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, pro kontra berkaitan dengan dampak negatif vaksin HPV masih terus terdengar di kalangan masyarakat.

    Dr dr Brahmana Askandar SpOG(K) selaku Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) sekaligus Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) pada Kamis (28/4/2022) memberikan pendapatnya.

    Beragam Dampak

    Dr Brahmana menjelaskan bahwa kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan di Indonesia. Hal ini ironis karena kanker serviks adalah kanker yang paling bisa dicegah.

    “Karena perjalanan penyakitnya mulai dari keadaan normal hingga menjadi kanker berlangsung dalam waktu yang lama, lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ada deteksi dini yang praktis dan efektif bernama pap smear serta ada vaksinasinya, ” terangnya.

    “Di luar negeri, kanker serviks tidak lagi menjadi masalah karena adanya deteksi dini dan vaksinasi HPV yang berjalan baik. Sehingga, pemberian vaksin HPV di Indonesia ini bisa menjadi angin segar dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia, ” tambah dr Brahmana.

    Berkaitan dengan dampak negatif vaksin HPV yang dianggap dapat melegitimasikan angka seks bebas seperti yang beredar di masyarakat, dr Brahmana menegaskan bahwa secara ilmiah tidak ada dampak negatif terkait vaksin HPV ini.

    “Pemberian vaksin HPV bukan berarti 100 persen terproteksi dari kanker serviks. Tetapi vaksin HPV menurunkan risiko terjadinya kanker servik secara signifikan. Sehingga, hubungan seks bebas tetap harus dihindari, ” jelas dr Brahmana.

    Target 2023

    Dr Brahmana mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk ikut serta menyukseskan target pemerintah ini. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan dengan dua cara. “Dua modalitas utama pencegahan kanker serviks yaitu vaksin HPV pada usia muda dan melakukan skrining kanker serviks melalui pap smear secara rutin bagi perempuan yang telah berhubungan seks hingga usia 65 tahun, ” terangnya. (*)

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Bantu Penderita Gangguan Mental, Mahasiswa...

    Artikel Berikutnya

    Pakar UNAIR: Sistem Pencatatan Plat Nomor...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami