Mengenal Potensi Diri Jadi Kunci Masuk Perguruan Tinggi

    Mengenal Potensi Diri Jadi Kunci Masuk Perguruan Tinggi
    Dosen senior Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR), Dr Dewi Retno Suminar M Si saat membawakan materi pada AEE 2022 hari kedua. (sumber : Youtube Universitas Airlangga)

    Menjalani dunia perkuliahan menjadi tantangan tersendiri bagi para calon mahasiswa baru. Airlangga Education Expo (AEE) 2022 menggelar Talkshow bertajuk Menggali Potensi Diri Memasuki Perguruan Tinggi pada Sabtu (19/2/2022).

    Dr Dewi Retno Suminar MSi menyebutkan, masa perkuliahan bukan hanya soal masuk perguruan tinggi, namun juga soal lulus menjadi seorang sarjana. Oleh karena itu, penting bagi setiap pribadi untuk mengenal diri sendiri, sekaligus menggali potensi diri saat memasuki masa perkuliahan.

    Dr Dewi menyebutkan, perjalanan menjadi mahasiswa sama halnya dengan perjalanan yang lain. “Yang pertama, kita harus melihat medan yang akan kita masuki. Kalau di dunia perkuliahan bisa dilihat dari alumninya, dan juga bisa dilihat bagaimana perkuliahan di tempat itu, ” jelas pakar Psikologi Perkembangan itu.

    Selanjutnya, mempersiapkan ‘bekal’ menjadi hal penting untuk masuk perguruan tinggi. Bekal pertama terletak pada kemampuan kognisi yang mumpuni di dalam suatu bidang. “Disini pentingnya mengenal potensi diri yang bisa dipakai untuk dapat masuk ke sebuah fakultas yang sesuai, ” jelasnya.

    Finansial, sambungnya, menjadi bekal penting yang kini dapat diatasi dengan menggunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau beasiswa yang tersedia. “Kalau di AEE, bisa mengunjungi booth kemahasiswaan untuk mengetahui ketersediaan beasiswa, ” sebut dosen senior asal Fakultas Psikologi (FPsi) tersebut.

    Pada hari kedua pelaksanaan AEE 2022 tersebut, ia juga menyebutkan banyak mahasiswa gagal di tengah jalan meskipun telah memiliki bekal kognisi dan finansial yang baik. Dunia perkuliahan memiliki berbagai tantangan, di antaranya tuntutan kualitas yang semakin tinggi dan dipertemukan dengan beragam mahasiswa.

    Akibatnya, mahasiswa yang tidak memiliki bekal kepribadian yang tangguh. Sehingga akan sulit bertahan mencapai cita-citanya menjadi sarjana.

    “Tangguh atau grit merupakan ketekunan dan konsistensi dalam melakukan minat. Caranya kembangkan sikap positif, cari lingkungan yang mendukung, dan lihatlah segala sesuatu sebagai tantangan. Siap menghadapi perubahan yang sangat dinamis, menjadi kunci dari kepribadian yang tangguh, ” sebutnya.(*)

    Penulis : Stefanny Elly

    Editor : Khefti Al Mawalia

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Direktur SIKIA Kenalkan Prodi UNAIR di Banyuwangi

    Artikel Berikutnya

    UNAIR Buka Program Internasional Student...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami